Sabtu, 18 Juni 2016

Aplikasi dan Cara Kerja Motor Listrik dalam Kehidupan Sehari-hari.


Motor Listrik

   Motor Listrik adalah alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dinamo.

Prinsip Kerja Motor Listrik :


1. Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.

2. Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut       sebagai elektro magnet.

3. Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-         menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik.

Pengaplikasian Motor Listrik pada Mixer

Mixer merupakan salah satu jenis ARTL yang masuk dalam klasifikasi ARTL mekanis  yang fungsinya sebagai pengaduk adonan Kue dan semacamnya. Mixer sering digunakan untuk mengaduk adonan kue yang menggunakan campuran telur, tepung, dan larutan tertentu sehingga ibu rumah tangga sering mengistilahkannya sebagai pengaduk telur. Tungkai pengaduknya digerakkan oleh sebuah motor listrik melalui kopel roda-roda gigi. Variasi kecepatan putar dapat diatur dengan sebuah saklar pilih yang diletakkan sedmikian rupa hingga mudah dijangkau oleh ibu jari atau jari telunjuk yang sedang menggenggam gagang mixer.


Pemeriksaan komponen yang ada pada bagian dalam cukup melepaskan tiga sekrup pengikat badan mixer. Dua sekrup di bagian depan, satu pada bagian belakang. Tungkai pengaduk yang terdiri atas dua buah dapat dilepaskan dengan menekan tombol pelepas kait tungkai. Tombol ini juga diletakkan sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau dan berdampingan dengan saklar pemilih kecepatan. Untuk mempermudah pengenalan komponen mixer tersebut.

Gambar Komponen dari Mixer

Cara Kerja Mixer

Salah satu komponen dasar dari rangkaian mixer adalah dioda. 

Sifatnya yang hanya mengalirkan arus ke satu arah membuat dioda dapat dilihat sebagai sebuah switch yang akan ON pada saat tegangan input lebih tinggi dari outputnya, dan akan OFF bila sebaliknya. Ketika tegangan sinusoidal dialirkan ke dioda maka hanya pada saat siklus positif saja tegangan akan dilewatkan sedangkan pada saat siklus negatif tidak. Dengan demikian tegangan yang semula sinusoidal tersebut, setelah melalui dioda, akan menjadi tegangan searah dan berbentuk setengah gelombang yang terputus-putus. Ini berarti tegangan sinusoidal tersebut telah “dirusak” oleh dioda. Menurut teorema Deret Fourier, sinyal periodik yang “rusak” ini (maksudnya bukan sinusoidal murni) merupakan jumlah dari sinyal-sinyal harmonik yang tak berhingga jumlahnya. 


Bila dua buah sinyal dimasukkan ke dalam dioda maka bisa dipastikan kedua sinyal akan “dirusak” sehingga akan menghasilkan produk harmonik dan produk intermodulasi antar kedua sinyal. Oleh karena itu sifat dioda yang “merusak” sinyal hingga menghasilkan produk-produk harmonik dan intermodulasi ini dikatakan bersifat non-linier, dimana sifat non linier ini justru sangat dibutuhkan dalam rangkaian mixer.


Sifat non-linier dioda juga bisa dilihat dari kurva karakteristiknya. Kurva arus terhadap tegangan pada dioda tidaklah berupa garis lurus, melainkan melengkung. Dalam matematika, garis yang melengkung berarti tidak linier. Pada lengkungan tertentu, ketidak linieran itu bisa bersifat kuadratis (orde dua). Ini berarti di dalam karakteristik dioda terdapat ketidaklinieran orde dua yang mana hal ini sangat dibutuhkan untuk menghasilkan komponen frekuensi jumlah dan selisih. Sifat non-linier seperti inilah yang membuat dioda sangat ideal untuk dijadikan sebagai komponen utama dalam rangkaian mixer, dimana mixer merupakan alat vital dalam proses pergeseran frekuensi.

 

Contoh rangkaian mixer berbasis dioda diperlihatkan pada gambar

a) Rangkaian balance modulator sebagai mixer pasif
b) Sebuah model rangkaian mixer aktif.


Mixer yang menggunakan dioda sebagi komponen non-liniernya tidak membutuhkan catu daya dalam operasinya, sehingga mixer jenis ini sering disebut sebagai mixer pasif. Sebaliknya mixer yang menggunakan transistor sebagai komponen non-liniernya disebut mixer aktif, mengingat mixer jenis ini membutuhkan catu daya dalam operasinya.

Di dalam mixer aktif sinyal osilator yang masuk akan diperkuat oleh amplifier, lalu dilewatkan ke dalam rangkaian hard limitter agar bentuk sinyal yang semula sinusoidal menjadi hampir persegi. Sinyal persegi ini dimaksudkan untuk mengaktifkan dan mematikan transistor seperti layaknya switch On dan OFF pada dioda. Dalam beberapa hal, sifat transistor memang mirip dengan dioda. Sinyal IF kemudian dijumlahkan melalui Emitor TR1 dan produk non-linier yang dihasilkan dikeluarkan melalui Emitor penguat arus TR2 (gambar 1.19.3b).

Pada mixer aktif level sinyal osilator yang dibutuhkan relatif kecil, sekitar 200 sampai 280 mVpp, karena di dalam mixer aktif sudah disediakan rangkaian penguat sinyal. Sebaliknya, mixer pasif membutuhkan level osilator yang relatif lebih besar (sekitar 1400 sampai 2000 mVpp) agar fungsi dioda sebagai switch dapat bekerja dengan sempurna. Beberapa contoh mixer pasif diantaranya adalah MC1502, M53T dan TUF-5, sedangkan contoh mixer aktif diantaranya adalah IC tipe AD8343 dan U2795B.

Sumber: 2wijaya